Gagal Tampil di Piala Dunia Antarklub 2025, Barcelona Ternyata Sempat Lobi FIFA – Ambisi besar Barcelona untuk tampil di Piala Dunia Antarklub 2025 akhirnya kandas. Klub raksasa asal Catalunya itu dikabarkan sempat melakukan pendekatan langsung kepada FIFA demi mendapatkan tiket tampil di turnamen bergengsi tersebut. Namun, meski telah menyapu bersih gelar domestik musim 2024/2025, upaya mereka tetap ditolak oleh otoritas tertinggi sepak bola dunia.
Artikel ini akan mengulas secara lengkap kronologi negosiasi Barcelona dengan FIFA, alasan penolakan, serta dampak dari kegagalan tersebut terhadap strategi globalisasi klub.
Latar Belakang: Barcelona Tak Lolos Otomatis
Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi edisi perdana dengan format 32 tim, menggantikan sistem lama yang hanya melibatkan juara kontinental. Dalam format baru ini, UEFA mendapat jatah 12 slot, yang diisi oleh juara Liga Champions dan klub-klub dengan peringkat tertinggi dalam empat musim terakhir (2021–2024).
Sayangnya, Barcelona tidak termasuk dalam daftar tersebut. Mereka gagal menjuarai Liga Champions dalam periode tersebut dan juga tidak masuk dalam sembilan besar peringkat UEFA berdasarkan koefisien klub situs slot qris. Spanyol sendiri sudah diwakili oleh Real Madrid dan Atletico Madrid, yang memenuhi syarat secara otomatis.
Upaya Lobi: Barcelona Ajukan Permohonan Khusus
Mengetahui peluang tampil secara otomatis tertutup, manajemen Barcelona mencoba jalur alternatif. Mereka mengajukan permohonan resmi kepada FIFA agar prestasi domestik mereka di musim 2024/2025—menjuarai La Liga, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol—dijadikan pertimbangan khusus untuk mendapatkan slot tambahan.
Langkah ini muncul setelah Club Leon (Meksiko) dicoret dari daftar peserta karena melanggar aturan kepemilikan multi-klub. Barcelona berharap kekosongan tersebut bisa dimanfaatkan untuk masuk sebagai peserta pengganti.
Namun, FIFA tetap berpegang pada regulasi bahwa slot kosong tersebut hanya bisa diisi oleh klub dari kawasan CONCACAF, bukan dari UEFA. Alhasil, Los Angeles FC (LAFC) ditetapkan sebagai pengganti setelah mengalahkan Club America dalam laga play-in.
Alasan Penolakan FIFA
FIFA menolak permintaan Barcelona dengan alasan berikut:
- Setiap negara hanya boleh mengirim maksimal dua klub ke Piala Dunia Antarklub 2025. Spanyol sudah diwakili oleh Real Madrid dan Atletico Madrid.
- Slot pengganti Club Leon harus diisi oleh Spaceman Slot klub dari konfederasi yang sama, yakni CONCACAF.
- Tidak ada pengecualian berdasarkan prestasi domestik, karena kriteria lolos ditentukan oleh performa kontinental dan peringkat koefisien UEFA selama empat tahun.
Keputusan ini mengecewakan manajemen Barcelona, yang tengah berupaya membangun kembali eksistensi global mereka setelah beberapa musim penuh gejolak.
Potensi Finansial yang Hilang
Salah satu alasan utama Barcelona ngotot ingin tampil di turnamen ini adalah potensi pemasukan besar. Klub yang tampil Mahjong di Piala Dunia Antarklub 2025 diperkirakan bisa meraup pendapatan hingga €135 juta, termasuk dari hak siar, sponsor, dan bonus performa.
Bagi Barcelona yang masih berjuang menyeimbangkan neraca keuangan pasca-pandemi dan krisis manajemen, angka tersebut tentu sangat menggoda. Gagal tampil berarti kehilangan peluang emas untuk memperkuat stabilitas finansial klub.
Dampak terhadap Strategi Globalisasi
Kegagalan tampil di Piala Dunia Antarklub juga berdampak pada strategi promosi global Barcelona. Klub semula merencanakan tur pramusim ke Amerika Serikat untuk menyambut turnamen tersebut. Namun, dengan absennya mereka dari kompetisi, rencana itu dibatalkan dan dialihkan ke Asia, tepatnya ke Jepang dan Korea Selatan.
Langkah ini diambil untuk tetap menjaga eksposur global dan menjangkau basis penggemar baru di kawasan Asia Timur, yang dikenal memiliki pasar komersial besar.
Reaksi Publik dan Media
Reaksi publik terhadap kegagalan ini cukup beragam. Sebagian fans menyayangkan keputusan FIFA yang dianggap terlalu kaku dan tidak mempertimbangkan prestasi aktual. Namun, sebagian lainnya menilai bahwa Barcelona memang tidak layak tampil karena gagal memenuhi syarat objektif.
Media Spanyol seperti Marca dan AS menyoroti bahwa kegagalan ini menjadi peringatan keras bagi manajemen Barcelona untuk lebih fokus pada performa kontinental, bukan hanya domestik.
Penutup: Pelajaran Berharga bagi Blaugrana
Kisah negosiasi Barcelona dengan FIFA menjadi pelajaran penting bahwa prestasi domestik saja tidak cukup untuk bersaing di panggung global. Dalam era sepak bola modern yang semakin kompetitif, konsistensi di level Eropa menjadi kunci utama untuk menjaga eksistensi dan daya saing klub.